Jumat, 25 Juni 2010

Facebook Luncurkan E-mail Senin?


Kabar beredar kencang bahwa Facebook akan meluncurkan fasilitas e-mail mulai Senin besok. Kabarnya, Facebook tak puas dengan fasilitas pengiriman pesan ala "inbox" yang kini mereka miliki.

PC World mengutip TechCrunch, menyatakan Facebook sedang menggeber Project Titan yang diharapkan bisa bersaing dengan Gmail dan Hotmail. Layanan e-mail ini diharapkan akan diumumkan Senin depan, saat Facebook bertemu pers di Pertemuan Web 2.0 di San Fransisco, Amerika Serikat.

Rumor e-mail Facebook ini awalnya muncul Februari lalu. Saat itu, diperkirakan alamat Facebook yang ada sekarang otomatis menjadi alamat e-mail: Anda@facebook.com.

Soal jumpa pers, hanya disebutkan raksasa media-sosial ini akan mengupas soal layanan pesan. Undangan menyebutkan soal penggunaan ikon inbox/messages Facebook di aplikasi telepon genggam.

Pertanyaan yang muncul, apakah Facebook bisa menampilkan e-mail yang bisa bersaing dengan Gmail yang penuh kreativitas?

Menurut firma riset pasar Gartner, layanan e-mail dari Facebook bisa sangat tepat, karena "20 persen pekerja akan menggunakan jaringan sosial sebagai alat utama komunikasi bisnis di 2014." Jelas, e-mail sangat cocok dengan skenario ini.

Saat ini di dunia, menurut situs peranking situs, Google.com merupakan situs paling populer sejagat. Facebook bertengger di posisi kedua. Namun di Indonesia, Facebook telah setengah tahun menjadi situs paling populer

Pertarungan antara Google dan Facebook sepertinya tak berhenti. Setelah Facebook "menculik" sebagian karyawan Google dan dibalas dengan Google menaikkan gaji karyawan, kini Facebook kembali mengancam posisi mesin pencari raksasa itu.

Situs pertemanan sosial terbesar di jagad maya ini kembali meluncurkan sebuah layanan baru di konferensi teknologi ternama di San Fransisco, pekan ini. Hubungan yang makin memanas dan saling menawarkan sesuatu yang baru kembali dibuka oleh Facebook dengan menawarkan sebuah metode pengiriman pesan yang menantang layanan Google, Gmail.

CEO Facebook Mark Zuckerberg dan CEO Google Eric Schmidt saling menawarkan fitur terbaik di antara para kampiun teknologi lainnya dalam konferensi tiga hari mengenai Web 2.0 yang akan dimulai Senin, pekan depan.

Seluruh mata akan menuju ke Zuckerberg dan Schmidt serta kondisi peselancar di dunia maya, pengiklan, dan naiknya gaji bagi para karyawan di Silicon Valley, pusat teknologi di Amerika Serkat (AS).

Para investor masih menunggu detail dari tawaran yang diberikan situs sosial pertemanan milik Google.Pasalnya, perusahaan itu mengakuisisi sejumlah situs pertemanan sosial ukuran kecil dalam beberapa bulan belakangan in dan mengatakan akan menambahkan situs itu di fitur yang sudah ada pada musim gugur mendatang.(*)

M Amien Rais Menentang Pluralisme Agama


M Amien Rais mantan Ketua Umum Muhammadiyah menyampaikan sorotan tajamnya bahkan bisa disebut penentangannya terhadap pluralisme agama yang kebablasan, menurut dia. Itu disampaikan dalam wawancara dengan Majalah Tabligh, Maret 2010, yang terbit di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jakarta.

Sementara itu ceramah beliau yang di Universitas Muhammadiyah terkemuka di Malang beberapa waktu lalu pun mencerminkan pemikiran Islamnya yang cukup mengembalikan kepada yang digariskan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Oleh karena itu nahimunkar.com menyampaikan kepada pembaca, dua tulisan mengenai hal tersebut. Yang satu terpisah dari ini, berjudul Refleksi Keislaman Seorang Tokoh, tulisan dari pembaca Majalah Qiblati yang terbit di Malang, dan yang satu lagi berjudul M Amien Rais: Pluralisme Kebablasan, hasil wawancara Majalah Tabligh yang sebagiannya diposting oleh Adian Huasini di maling list instsit.

Inilah hasil wawancara Majalah Tabligh dengan M Amie Rais yang diposting di mailing list:

M. Amien Rais: Pluralisme Kebablasan!

Selasa, 16 Maret, 2010 19:34

Dari:

Tambahkan Pengirim ke Kontak

Kepada:

insistnet@yahoogroups.com,

Berikut ini petikan wawancara M. Amien Rais dengan Majalah Tabligh terbitan Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PP Muhammadiyah Edisi Maret 2010.

Siapa yang peduli dan minat untuk berjihad membendung paham liberalisme dan pluralisme, silakan beli majalah ini sebanyak-banyaknya, dan bagi-bagikan kepada bapak, ibu, kakak, nenek, paman, keponakan, sepupu, teman-teman… Hubungi pemasaran: Rasul Karim, HP 0813-99584583. Pesanan bisa dikirim.

Yang mau datang langsung, silakan ke Redaksi Majalah Tabligh, alamat: Pusat Dakwah Muhammadiyah Lt.3, Jalan Manteng Raya 62, Jakarta Pusat, Tlp. 021-3927604, fax: 021-31934747, email: majalah_tabligh@ yahoo.com, majalahtabligh@ gmail.com.

(Redaksi Majalah Tabligh).

DR. M. AMIN RAIS: Pluralisme Kebablasan !

Pandangan Anda mengenai aliran pluralisme?

Akhir-akhir ini saya melihat istilah pluralisme yang sesungguhnya indah dan anggun justru telah ditafsirkan secara kebablasan. Sesungguhnya toleransi dan kemajemukan telah diajarkan secara baku dalam Al-Quran. Memang Al-Quran mengatakan hanya agama Islam yang diakui di sisi Allah, namun koeksistensi atau hidup berdampingan secara damai antar-umat beragama juga sangat jelas diajarkan melalui ayat, lakum diinukum waliyadin. Bagiku agamaku dan bagimu agamamu. Dalam istilah yang lebih teknis, wishfull coexistent among religions, atau hidup berdamai antara umat beragama di muka bumi.


Tidak ada yang keliru dari aliran pluralisme ?

Nah, karena itu tidak ada yang salah kalau misalnya seorang Islam awam atau seorang tokoh Islam mengajak kita menghormati pluralisme. Karena tarikh nabi sendiri itu juga penuh ajaran toleransi antar beragama. Malahan antar-umat beragama boleh melakukan kemitraan di dalam peperangan sekalipun. Banyak peristiwa di zaman nabi ketika umat nasrani bergabung dengan tentara Islam untuk menghalau musuh yang akan menyerang Madinah.


Apa yang dibablaskan ?

Saya prihatin ada usaha-usaha ingin membablaskan pluralisme yang bagus itu menjadi sebuah pendapat yang ekstrim, yaitu pada dasarnya mereka mengatakan agama itu sama saja. Mengapa sama saja ? Karena tiap agama itu mencintai kebenaran. Dan tiap agama mendidik pemeluknya untuk memegang moral yang jelas dalam membedakan baik dan buruk. Saya kira kalau seorang muslim sudah mengatakan bahwa semua agama itu sama, maka tidak ada gunanya sholat lima waktu, bayar zakat, puasa Ramadhan, pergi haji, dan sebagainya. Karena agama jelas tidak sama. Kalau agama sama, banyak ayat Al-Quran yang harus dihapus. Nah, kalau sampai ajaran bahwa “semua agama sama saja” diterima oleh kalangan muda Islam; itu artinya, mereka tidak perlu lagi sholat, tidak perlu lagi memegang tuntunan syariat Islam. Kalau sampai mereka terbuai dan terhanyutkan oleh pendapat yang sangat berbahaya ini akhirnya mereka bisa bergonta-ganti agama dengan mudah seperti bergonta-ganti celana dalam atau kaos kaki.


Apakah kebablasan pluralisme karena faktor kesengajaan atau rekayasa?

Saya kira jelas sekali adanya think tank atau dapur-dapur pemikiran yang sangat tidak suka kepada agama Allah kemudian membuat bualan yang kedengarannya enak di kuping: semua agama itu sama. Jika agama itu sama lantas apa gunanya ada masjid, ada gereja, ada kelenteng, ada vihara, ada sinagog, dan lain sebagainya.


Yang dimaksud dengan think tank ?

Saya yakin think tank itu ada di negara-negara maju yang punya dana berlebih, punya kemewahan untuk memikirkan bagaimana melakukan ghazwul fikri (perang intelektual terhadap dunia Islam). Misalnya, kepada Dunia Islam ditawarkan paham lâ diniyah sekularisme yang menganggap agama tidak penting, termasuk di dalamnya pluralisme, yang kelihatannya indah, tapi ujung-ujungnya adalah ingin menipiskan aqidah Islam supaya kemudian kaum Muslim tidak mempunyai fokus lagi. Bayangkan kalau intelektual generasi muda Islam sudah tipis imannya, selangkah lagi akan menjadi manusia sekuler, bahkan tidak mustahil mereka menjadi pembenci agamanya sendiri.


Sepertinya aliran pluralisme itu sudah masuk ke kalangan muda Muhammadiyah, pendapat Anda ?

Kalau sampai aliran pluralisme masuk ke kalangan muda Muhammadiyah, ini musibah yang perlu diratapi. Oleh karena itu, saya menganjurkan sebelum mereka membaca buku-buku professor dari Amerika dan Eropa, bacalah Al-Quran terlebih dahulu. Saya sendiri yang sudah tua begini, 66 tahun, sebelum saya membaca buku-buku Barat, baca Al-Quran dulu. Karena orang yang sudah baca Al-Quran, dia akan sampai pada kesimpulan bahwa berbagai ideologi yang ditawarkan oleh manusia seperti mainan anak-anak yang tidak berbobot. Jika meminjam istilah Sayyid Quthb, seorang yang duduk di bawah perlindungan Al-Quran ibarat sedang duduk di bukit yang tinggi kemudian melihat anak-anak sedang bermain-main dengan mainannya. Orang yang sudah paham Al-Quran akan bisa merasakan bahwa ideologi yang sifatnya man-made, buatan manusia, itu hanya lucu-lucuan saja. Hanya menghibur diri sesaat, untuk memenuhi kehausan intelektual ala kadarnya. Setelah itu bingung lagi.


Kenapa paham pluralisme itu bisa masuk ke kalangan muda Muhammadiyah? Apa karena Muhammadiyah terlalu terbuka atau karena sistem kaderisasi?

Hal ini perlu dipikirkan oleh pimpinan Muhammadiyah. Saya melihat, banyak kalangan muda Muhammadiyah yang sudah eksodus. Kadang-kadang masuk ke gerakan fundamentalisme, tapi juga tidak sedikit yang masuk Islam Liberal. Islam yang sudah melacurkan prinsipnya dengan berbagai nilai-nilai luar Islam. Hanya karena latah. Karena ingin mendapatkan ridho manusia, bukan ridho Ilahi. Oleh karena itu, lewat majalah Tabligh, saya ingin menghimbau kepada anak-anak saya, calon-calon intelektual Muhammadiyah, baik putra maupun putri, agar menjadikan Al-Quran sebagai rujukan baku. Saya pernah tinggal di Mesir selama satu tahun. Saya pernah diberitahu oleh doktor Muhammad Bahi, seorang intelektual Ikhwan, ketika saya bersilaturahmi ke rumah beliau, beliau mengatakan, “Hei kamu anak muda, kalau kamu kembali ke tanah airmu, kamu jangan merasa menjadi pejuang Muslim kalau kamu belum sanggup membaca Al-Quran satu juz satu hari.” Waktu itu saya agak tersodok juga, tetapi
setelah saya pikirkan, memang betul. Kalau Al-Quran sebagai wahyu ilahi yang betul-betul membawa kita kepada keselamatan dunia-akhirat, kita baca, kita hayati, kita implementasikan, kehidupan kita akan terang benderang. Tapi kalau pegangan kita pada Al-Quran itu setengah hati. Kemudian dikombinasikan dengan sekularisme, dengan pluralisme tanpa batas, dengan eksistensialisme, bahkan dengan hedonisme, maka kehidupan kita akan rusak. Sehingga betul seperti kata pendiri Muhammadiyah dalam sebuah ceramah beliau, “Ad-dâ’u musyârokatullâ hi fii jabarûtih”. Namanya penyakit sosial, politik, hukum, dan lain-lain, itu sejatinya bersumber kepada menyekutukan Allah dalam hal kekuasaannya. Obatnya bukan menambah penyakit, yakni dengan isme-isme yang kebablasan, tapi obatnya itu, “adwâ’uhâ tauhîddullâhi haqqa”obatnya adalah tauhid dengan sungguh-sungguh. Jadi, saya juga ingat dengan kata-kata Mohammad Iqbal: “The sign of a kafir is that he is
lost in the horizons. The sign of a Mukmin is that the horizons are lost in him.”. Saya pernah termenung beberapa hari setelah membaca pernyataan Mohammad Iqbal yang sangat tajam itu. Karena betapa seorang mukmin akan begitu jelas, begitu paham, begitu terang benderang memahami persoalan dunia. Sedangkan orang kafir, bingung dan tersesat.


Sepertinya Muhamadiyah mulai terseret arus pluralisme, contohnya pada saat peluncuran novel Si Anak Kampoeng. Penulisnya mengatakan sebagian dari keuntungan penjualan akan digunakan untuk membentuk Gerakan Peduli Pluralisme, pandangan Anda ?

Saya tidak akan mengomentari apa dan siapa. Cuma adik saya yang anggota PP Muhammadiyah, pernah memberikan sedikit kriteria atau ukuran yang sangat bagus. Dia bilang begini, “Kalau orang Muhammadiyah sudah tidak pernah bicara tauhid dan malah bicara hal-hal di luar tauhid, apalagi kesengsrem dengan pluralisme, maka perlu melakukan koreksi diri.” Apakah itu tukang sapu di kantor Muhammadiyah, apakah tukang pembawa surat di kantor Muhammadiyah, apakah profesor botak, sama saja. Kalau sudah tidak kerasan berbicara tauhid, mau dikemanakan Muhammadiyah? Muhammadiyah ini bisa bertahan sampai satu abad, tetap kuat, tidak pikun, dan masih segar, karena tauhidnya. Implementasi tauhidnya di bidang sosial, pendidikan, hukum, politik, itu yang menjadikan Muhammadiyah perkasa dan tidak terbawa arus.